Lembaran Baru

Lembaran Baru

Kukuburkan sluruh cintaku yang tlah lalu
Tak kutabur bunga diatasnya
Tak kusiram air ditanahnya
Tak kutanam batang digunduknya

Kubuang jauh kenangan pahitnya
Kusimpan erat kenangan manisnya
Kurayakan bebasnya jiwa dari derita
Dengan pahitnya arak dunia
Sembari kuharap tak pernah lagi kan mencinta

Namun diantara tetamu
Yang datang menyambangi hatiku
Nampak dirimu, serasa baru bagiku
Walau kutahu, tlah lama ku mengenalmu

Tanpa terasa kusemai lagi benih cintaku
Kusiangi lagi lapang jiwaku
kubajak lagi kerasnya egoku

Semua demi dirimu
Semua karena dirimu

Dan kuharap tak perlu lagi kan kukuburkan cintaku
Karena kuyakin kau dan aku adalah satu

Mawar mudaku yang tercantik

Dibalik semburat putih wajahmu teduh
Anganku melayang-melanglang jauh
Sepucuk harapan bermain dan berlabuh
Mengharap kau semakin bertumbuh

Mawar mudaku nan ayu bersahaja
Dalam panas mentari elokmu menebarkan makna
Menepiskan duka, menghantarkan bahagia
Menarik segenap alam tuk hening memuja

kaulah pengganti bidadari terbang
Mengalirkan manis madu pada sejuta kumbang
teruslah bernyanyi dalam tangis riang
Besar dan tumbuh dengan senang

Kini Aku menunggu mekarmu penuh
Akan ku jaga dengan segala peluh
Di sini --menanti, kuncupmu tumbuh
teruslah mekar kuncup mawarku teruslah tumbuh

penghujung laju berselimutkan mega
bercanda mesra engkau dengan angin kelana
sang bayu terus saja nakal menggoda
Malu memuji indahmu Putri tercinta

Sepoi-sepoi bercanda di antara kelopak lentik
Semilirnya menitipkan embun sepercik
Sebagai sajak rayuan yang lembut menggelitik
Padamu, mawar muda kuyang teramat cantik

Depok, 16 January 2008

walau tanpa mu

dulu...
kita bersama...
bersama arungi senja
senja kota itu
ya... senja itu telah memberikan nuansa keindahan
dalam bayang semu

bayang yang kini hadir membuai malam
yang terlena angin kerinduan
rindu kepada datangnya keheningan
menikmati lembutnya cahaya bintang

pagi ini menjelang
aku kembali datang ke kota itu
sambil berharap kutemukan senja itu
lagi...
meski tanpamu...

LEPASKANMU

Sejak semula kau sudah tahu semuanya
segala apa tentangku, segala apa siapa aku
tapi kau tak pernah perduli dan bisa menerima
bahkan kau sangat mencintaiku, merinduku
kau begitu pahamiku, keadaanku
tentang kekasihku, belahan jiwaku

kau relakan hatimu untukku
kau tahtakan cintaku di hatimu
dan kau sandingkan hatiku di hatimu
aku tak pernah butakan cintamu
tak pernah tutupi diriku
semua telanjang terbuka....
dan kau menerimanya apa adanya

sampai tak peduli lagi malam semakin kelam
tanpa bulan ataupun bintang
tak pedulikan lagi malam terus bertahan
seakan tak kan pernah sampai menjemput pagi
kau tetap tak bergeming dengan cintamu
ya cintamu untukku

tapi kini....kau begitu saja menghilang
jauhiku...ingin lepaskanku
dengan sakiti hatimu sendiri...

sungguh aku tak pernah paksakanmu
dan aku bisa pahamimu..
kuingin lepaskanmu dengan senyum
kuingin hantarkanmu pergi tanpa airmatamu
agar kamu bisa lambaikan tangan perpisahan
dengan senyum manis dan binar sinar indah matamu
pergilah sayang...my honey..
biarlah semua tinggal kenangan
dan hanya ada cinta di hati

BRAMS.....Surabaya, 28 Januari 2009

Cinta Terlarang

Cinta Terlarang
By: Dee



Sendiri ku terpaku dalam khayalku
Membayangkan dirimu memeluk erat tubuhku
Begitu ku tersadar itu semua hanya semu
Aku hanya menangis dan meratapi nasibku dengan pilu

Andai kau dulu tak datang dalam hidupku
Mungkin hatiku kini tak sehancur saat ini
Telah kuserahkan semua yang kupunya
Namun seolah kau tak berdaya dalam keberadaanya

Apa aku harus menyesal dengan cinta ini
Cinta terlarang yang dulunya aku nikmati
Atau aku harus pergi jauh dan membawa cinta ini
Hingga suatu hari nanti ku akan mendapatkan dirimu lagi

ukir jiwa

IBU ...‎

Ibu... ketika ku ingatmu

ku terasa sepi karna jauh dari tempat tinggalmu

jauhmu takbisa menghapus atas jasamu yg sungguh mulia

ku menerawang pada sinar mentari yg menerobos celah-celah bilik yg sempit

anginpun mengantarkan rinduku pada ibu

rindu ygberisi doa & asa

Ibu... maafkanlah ku tak menemui

Ibu... ku doakan agar kau sehat selalu

jasamu tak munkin terhitung sebanyak dedaunan

lautanpun tak cukup dijadikan pena tuk mencatat jasamu

Ibu ... aku selalu ingat dan merasakan belaianmu yg masih hangat

oh... ibu...