Pages

Sabtu, 31 Oktober 2009

MANUSIA bagian 3

Dari sini dapat dipahami mengapa yang dituntut untuk
dipertanggungiawabkan hanya isi kalbu bukan isi nafs,

Allah menuntut tanggungjawab kau menyangkut apa yang
dilakukan oleh kalbu kamu (95 Al-Baqarah [2]: 225).

Namun dinyatakan bahwa,

Allah lebih mengetahui (dari kamu sendiri) apa yang
terdapat dalam nafs (diri kamu) (QS Al-Isra' [17]: 25)

Di sisi lain seperti dikemukakan di atas, bahwa nafs adalah
"sisi dalam" manusia, kalbu pun demikian, hanya saja kalbu
berada dalam satu kotak tersendiri yang berada dalam kotak
besar nafs.

Dalam keadaannya sebagai kotak, maka tentu saja ia dapat diisi
dan atau diambil isinya, seperti yang digambarkan ayat-ayat
berikut ini:

Kami cabut apa yang terdapat dalam kalbu mereka rasa
iri, sehingga mereka semua merasa bersaudara duduk
berhadap-hadapan di atas dipan-dipan (QS Al-Hijr [15]:
47)

Belum lagi masuk keimanan ke dalam kalbu kamu (QS
Al-Hujurat [49]: 14).

Bahkan Al-Quran menggambarkan bahwa ada kalbu yang disegel:
Allah telah mengunci mati kalbu mereka (QS Al-Baqarah [2]: 7),
sehingga wajar jika Al-Quran menyatakan bahwa ada kunci-kunci
penutup kalbu (QS Muhammad [47]:24). Wadah kalbu dapat
diperbesar, diperkecil, atau dipersempit. Ia diperlebar dengan
amal-amal kebajikan serta olah jiwa. Al-Quran mengatakan,
"mereka itulah yang diperluas kalbunya untuk menampung takwa"
(QS Al-Hujurat [49]: 3). Bukankah kami telah memperluas
dadamu? (QS Alam Nasyrah [94]: 1). Dan siapa yang dikehendaki
Allah kesesatannya, Dia menjadikan dada (kalbu)nya sempit lagi
sesak (QS Al-An'am [6]: 125).

Perlu ditambahkan bahwa Al-Quran --sesuai dengan kaidah bahasa
Arab-- seringkali menggunakan bagian dari sesuatu untuk
menunjuk keseluruhan bagian-bagiannya, seperti menggunakan
kata sujud dalam arti shalat yang mencakup berdiri, rukuk, dan
lain-lain. Al-Quran juga biasa menyebut sesuatu yang
menggambarkan keseluruhan bagian-bagian, tetapi yang dimaksud
hanyalah salah satu bagiannya seperti firman-Nya "mereka
memasukkan jari-jari mereka ke dalam telinganya" (QS
Al-Baqarah [2]: 19) dalam arti ujung jari-jari. Al-Quran
terkadang menggunakan kata nafs dalam arti kalbu. Biasa juga
menyebut tempat sesuatu tetapi yang dimaksud adalah isinya,
seperti "tanyakanlah kampung" (QS Yusuf [12]: 82), yang
dimaksud adalah penghuninya, demikian seterusnya.

Kata dada dalam ayat di atas adalah tempat kalbu sebagai mana
ditegaskan

Sesungguhnya bukan mata yang buta, tetapi kalbu yang
berada di dalam dada (QS Al-Hajj [22]: 46).

Dalam beberapa ayat, kata qalb yang merupakan wadah itu,
dipahami dalam arti "alat" seperti dalam firman-Nya: Mereka
mempunyai kalbu, tetapi tidak dõgunakan untuk memahami (QS
Al-A'raf [7]: 179). Kalbu sebagai alat, dilukiskan pula dengan
fu'ad (seperti dalam firman-Nya: Allah mengeluarkan kamu dan
perut ibumu da1am keadaan tidak mengetahui sesuatu. Maka Dia
memberikanmu (alat-alat) pendengaran, (alat-alat) penglihatan,
serta (banyak) hati agar kamu bersyukur (menggunakannya untuk
memperoleh pengetahuan) (QS Al-Nahl [16]: 78) .

Membersihkan kalbu, adalah salah satu cara untuk memperoleh
pengetahuan. Imam Al-Ghazali memberi contoh mengenai kalbu
sebagai wadah pengetahuan, serta cara mengisinya. "Kalau kita
membayangkan satu kolam yang digali di tanah, maka untuk
mengisinya dapat dilakukan dengan mengalirkan air sungai
--dari atas-- ke dalam kolam itu. Tetapi bisa juga dengan
menggali dan menyisihkan tanah yang menutupi mata air. Jika
itu dilakukan, maka air akan mengalir dari bawah ke atas untuk
memenuhi kolam, dan air itu, jauh lebih jernih dari air sungai
yang mengalir dari atas. Kolam adalah kalbu, air adalah
pengetahuan, sungai adalah pancaindera dan eksperimen. Sungai
(pancaindera) dapat dibendung atau ditutup, selama tanah yang
berada di kolam (kalbu) dibersihkan agar air (pengetahuan)
dari mata air memancar ke atas (kolam).

Al-Quran juga menegaskan bahwa Allah Swt. dapat mendinding
manusia dengan kalbunya.

Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah mendinding
antara manusia dan hatinya (0S Al-Anfal [8]: 24).

Salah satu makna ayat ini adalah bahwa Allah menguasai kalbu
manusia, sehingga mereka yang merasakan kegundahan dan
kesulitan dapat bermohon kepada-Nya untuk menghilangkan
kerisauan dan penyakit kalbu yang dideritanya. Ayat ini sangat
berkaitan dengan firman-Nya dalam Al-Ra'd (13): 28:

Sesungguhnya hanya dengan mengingat Allah hati akan
tenteram.

Demikian sekelumit dari pengertian dan peranan hati yang
diperoleh dari isyarat-isyarat Al-Quran.

Ruh

Berbicara tentang ruh, Al-Quran mengingatkan kita akan
firman-Nya:

Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah,
"Ruh adalah urusan Tuhan-Ku, kamu tidak diberi ilmu
kecuali sedikit" (QS Al-Isra' [17]: 85)

Apa yang dimaksud dengan pertanyaan tentang ruh di sini?
Apakah substansinya? Kekekalan atau kefanaannya, kebahagiaan
atau kesengsaraannya? Tidak jelas. Selain itu, apa yang
dimaksud dengan "kamu tidak diberi ilmu kecuali sedikit"? Yang
sedikit itu apa? Apakah yang berkaitan dengan ruh? Sehingga
ada informasi sedikit tentang ruh, misalnya gejala-gejalanya?
Ataukah "yang sedikit itu" adalah ilmu pengetahuan kita, tidak
termasuk di dalamnya ruh, karena ilmu kita hanya sedikit.

Yang menambah sulitnya persoalan adalah bahwa kata ruh
terulang di dalam Al-Quran sebanyak dua puluh empat kali
dengan berbagai konteks dan berbagai makna, dan tidak semua
berkaitan dengan manusia. Dalam surat Al-Qadar misalnya
dibicarakan tentang turunnya malaikat dan ruh pada malam
Lailat Al-Qadr. Ada juga uraian tentang ruh yang membawa
Al-Quran.

Kata ruh yang dikaitkan dengan manusia juga dalam konteks yang
bermacam-macam, ada yang hanya dianugerahkan Allah kepada
manusia pilihan-Nya (QS Al-Mu'min [40]: 15) yang dipahami oleh
sementara pakar sebagai wahyu yang dibawa malaikat Jibril, ada
juga yang dianugerahkannya kepada orang-orang Mukmin (QS
Al-Mujadilah [58]: 22) dan di sini dipahami sebagai dukungan
dan peneguhan hati atau kekuatan batin; dan ada juga yang
dianugerahkannya kepada seluruh manusia,

Kemudian Kuhembuskan kepadanya dan ruh-Ku.

Apakah di sini dia berarti nyawa? Ada yang berpendapat
demikian, ada juga yang menolak pendapat ini, karena dalam
Surat Al-Mu'minun dijelaskan bahwa dengan ditiupkannya ruh
maka menjadilah makhluk ini khalq akhar (makhluk yang unik),
yang berbeda dari makhluk lain. Sedangkan nyawa juga dimiliki
oleh orang utan, misalnya. Kalau demikian nyawa bukan unsur
yang menjadikan manusia makhluk yang unik.

Demikian terlihat Al-Quran berbicara tentang ruh dalam makna
yang beraneka ragam, sehingga sungguh sulit untuk menetapkan
maknanya apalagi berbicara tentang substansinya.

Dalam beberapa hadis, ada disinggung tentang ruh, misalnya
sabda Nabi Saw.,

Ruh-ruh adalah himpunan yang terorganisasi, yang
saling mengenal akan bergabung, dan yang tidak saling
mengenal akan berselisih.

Hadis di atas seringkali dirangkaikan dengan ungkapan yang
dikenal luas dalam literatur keagamaan:

Burung-burung akan bergabung dengan jenisnya.

Hadis ini, sekali lagi tidak membicarakan apa yang disebut ruh
tersebut? Dia hanya mengisyaratkan tentang keanekaragamannya,
dan bahwa manusia mempunyai kecenderungan yang berbeda-beda,
dan setiap pemilik kecenderungan jiwanya akan bergabung dengan
sesamanya.

Demikian kembali kita bertanya, "Apa ruh itu dan bagaimana
ia?" Penulis lebih tenang dan mantap menjawab,

Katakanlah, "Ruh adalah urusan Tuhan-Ku." Kamu tidak
diberi pengetahuan kecuali sedikit.

'Aql

Kata 'aql (akal) tidak ditemukan dalam Al-Quran, yang ada
adalah bentuk kata kerja --masa kini, dan lampau. Kata
tersebut dari segi bahasa pada mulanya berarti tali pengikat,
penghalang. Al-Quran menggunakannya bagi "sesuatu yang
mengikat atau menghalangi seseorang terjerumus dalam kesalahan
atau dosa." Apakah sesuatu itu? Al-Quran tidak menjelaskannya
secara eksplisit, namun dari konteks ayat-ayat yang
menggunakan akar kata 'aql dapat dipahami bahwa ia antara lain
adalah:

a. Daya untuk memahami dan menggambarkan sesuatu,
seperti firman-Nya dalam QS Al-'Ankabut (29): 43.

Demikian itulah perumpamaan-perumpamaan yang Kami
berikan kepada manusia, tetapi tidak ada yang
memahaminya kecuali orang-orang alim (berpengetahuan)
(QS Al-'Ankabut [29]: 43)

Daya manusia dalam hal ini berbeda-beda. Ini diisyaratkan
Al-Quran antara lain dalam ayat-ayat yang berbicara tentang
kejadian langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang,
dan lain-lain. Ada yang dinyatakan sebagai bukti-bukti keesaan
Allah Swt. bagi "orang-orang berakal" (QS Al-Baqarah [2]:
164), dan ada juga bagi Ulil Albab yang juga dengan makna
sama, tetapi mengandung pengertian lebih tajam dari sekadar
memiliki pengetahuan.

Keanekaragaman akal dalam konteks menarik makna dan
menyimpulkannya terlihat juga dari penggunaan istilah-istilah
semacam nazhara, tafakkur, tadabbur, dan sebagainya yang
semuanya mengandung makna mengantar kepada pengertian dan
kemampuan pemahaman.

b. Dorongan moral, seperti firman-Nya,

... dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan
keji, baik yang nampak atau tersembunyi, dan jangan
kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah dengan sebab
yang benar. Demikian itu diwasiatkan Tuhan kepadamu,
semoga kamu memiliki dorongan moral untuk
meninggalkannya (QS Al-'Anam [6]: 151).

c. Daya untuk mengambil pelajaran dan kesimpulan serta
"hikmah"

Untuk maksud ini biasanya digunakan kata rusyd. Daya ini
menggabungkan kedua daya di atas, sehingga ia mengandung daya
memahami, daya menganalisis, dan menyimpulkan, serta dorongan
moral yang disertai dengan kematangan berpikir. Seseorang yang
memiliki dorongan moral, boleh jadi tidak memiliki daya nalar
yang kuat, dan boleh jadi juga seseorang yang memiliki daya
pikir yang kuat, tidak memiliki dorongan moral, tetapi
seseorang yang memiliki rusyd, maka dia telah menggabungkan
kedua keistimewaan tersebut. Dari sini dapat dimengerti
mengapa penghuni neraka di hari kemudian berkata,

Seandainya kami mendengar dan berakal maka pasti kami
tidak termasuk penghuni neraka (QS Al-Mulk [67]: l0)

Demikian sekilas tentang pengertian kata-kata yang boleh jadi
dapat menggambarkan sekilas tentang manusia dalam pandangan
Al-Quran. Penulis sepenuhnya sadar bahwa uraian di atas amat
terbatas. Uraian yang memadai mungkin dapat diperoleh dengan
kerja sama pakar-pakar Al-Quran dengan Pakar dalam berbagai
disiplin ilmu lain. []

----------------
WAWASAN AL-QURAN
Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat
Dr. M. Quraish Shihab, M.A.

0 vxcfgdsdhghgwegf yfteift:

Bagi teman yang ingin membaca Al-qur'an sila klik disini! dan jika ingin membaca Al-qur'an dan terjemahanya sila klik disini!

Pasang Iklan Gratiiisss

ads ads ads ads ads ads

Sudah siap Memulai Bisnis Internet ?

Bagi anda yang pengen dapat uang saku tambahan silakan coba yang satu ini, anda hanya di minta untuk mengklik iklan lalu anda dibayar.buruan daftar di donkeymails bawah ini DonkeyMails.com: No Minimum Payout

PUISI KU

Untaian Rindu Kurindu padaMu ... Kerinduanku ingin bisa lebih dekat denganMu Kuingin lebih merasakan kebersamaan denganMu Kuingin dihatiku Kau bersemayam Diatas segala-galanya Kapan aku bisa mencintaiMu Lebih dalam ... Dan jauh lebih tulus Aku benar-benar merindukanMu Rinduku yang tak berujung padaMu Rasa rindu yang mendalam Didalam hati Berilah percikan cintaMu didalam hati Hatiku haus akan cintaMu Dan begitu rindu akan diriMu

Ilmu Islam

  1. Ya ALLAH
  2. Pikirkan dan Syukurilah!
  3. Yang Lalu Biar Berlalu
  4. Hari Ini Milik Anda
  5. Biarkan Masa Depan Datang Sendiri
  6. Cara Mudah Menghadapi Kritikan Pedas
  7. Jangan Mengharap "Terima Kasih" dari Seseorang
  8. Berbuat Baik Terhadap Orang Lain, Melapangkan Dada...
  9. Isi Waktu Luang Dengan Berbuat!
  10. Jangan Latah!
  11. Qadha' dan Qadar
  12. Bersama Kesulitan Ada Kemudahan
  13. Jadikan Buah Lemon Itu Minuman yang Manis!
  14. Siapakah yang Memperkenankan Doa Orang yang Kesuli...
  15. Semoga Rumahmu Membuat Bahagia
  16. Ganti Itu dari Allah
  17. Iman Adalah Kehidupan
  18. Ambil Madunya, Tapi Jangan Hancurkan Sarangnya!
  19. "Dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang."
  20. "Ataukah mereka dengki pada manusia atas apa yang ...
  21. Hadapi Hidup Ini Apa Adanya!
  22. Yakinilah Bahwa Anda Tetap Mulia Bersama Para Pene...
  23. Shalat.... Shalat....
  24. "Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah ad...
  25. "Katakanlah: 'Berjalanlah di muka bumi!'"
  26. Sabar Itu Indah ...
  27. Jangan Meletakkan Bola Dunia di Atas Kepala!
  28. Jangan Sampai Hal-hal yang Sepele Membinasakan And...
  29. Terimalah Setiap Pemberian Allah dengan Rela Hati,...
  30. Selalu Ingatlah Pada Surga yang Seluas Langit dan ...
  31. "Demikianlah, Telah Kami Jadikan Kamu Umat Yang Ad...
  32. 32. Bersedih: Tak Diajarkan Syariat dan Tak Bermanfaat...
  33. Rehat
  34. Tersenyumlah!
  35. Rehat 2
  36. Nikmatnya Rasa Sakit
  37. Nikmatnya Rasa Sakit
  38. Seni Bergembira
  39. Rehat 3
  40. Mengendalikan Emosi
  41. Kebahagiaan Para Sahabat Bersama Rasulullah s.a.w....
  42. Enyahkan Kejenuhan dari Hidupmu!
  43. Buanglah Rasa Cemas!
  44. Rehat 4
  45. Jangan Bersedih, Karena Rabb Maha Pengampun Dosa d...
  46. Jangan Bersedih, Semua Hal Akan Terjadi Sesuai Qad...
  47. Jangan Bersedih, Tunggulah Jalan Keluar!
  48. Rehat 5
  49. Jangan Bersedih, Perbanyaklah Istighfar Karena All...
  50. Jangan Bersedih, Ingatlah Allah Selalu!
  51. Jangan Bersedih dan Putus Asa dari Rahmat Allah!
  52. Jangan Bersedih Atas Kegagalan, Karena Anda Masih ...
  53. Jangan Bersedih Atas Sesuatu yang Tak Pantas Anda ...
  54. Jangan Bersedih, Usirlah Setiap Kegalauan!
  55. Jangan Bersedih Bila Kebaikan Anda Tak Dihargai Or...
  56. Jangan Bersedih Atas Cercaan dan Hinaan Orang!
  57. Jangan Bersedih Atas Sesuatu yang Sedikit, Sebab P...
  58. Jangan Bersedih Atas Apa yang Masih Mungkin Akan T...
  59. Jangan Bersedih Menghadapi Kritikan dan Hinaan! Se...
  60. Rehat 6
  61. Jangan Bersedih! Pilihlah Apa yang Telah Dipilih A...
  62. Jangan Bersedih dan Mempedulikan Perilaku Orang
  63. Jangan Bersedih dan Pahamilah Harga yang Anda Sedi...
  64. Jangan Bersedih Selama Anda Masih Dapat Berbuat Ba...
  65. Jangan Bersedih Jika Mendengar Kata-kata Kasar, Ka...
  66. Rehat 7
  67. Jangan Bersedih! Sebab Bersabar Atas Sesuatu yang ...
  68. Jangan Bersedih Karena Perlakuan Orang Lain, Tapi ...
  69. Jangan Bersedih Karena Rezeki yang Sulit
  70. Jangan Bersedih, Karena Masih Ada Sebab-sebab yang...
  71. Jangan Memakai Baju Kepribadian Orang Lain
  72. 'Uzlah dan Dampak Positifnya
  73. Jangan Bersedih Karena Tertimpa Kesulitan!
  74. Rehat 8
  75. Jangan Bersedih, Inilah Kiat-Kiat untuk Bahagia
  76. Ulasan AL QURAN 1
  77. Ulasan AL QURAN 2
  78. Ulasan Mengenai TUHAN 1
  79. Ulasan Mengenai TUHAN 2
  80. Ulasan Mengenai TUHAN 3
  81. Ulasan Mengenai TUHAN 4
  82. Tentang Nabi MUHAMMAD S.A.W
  83. Tentang Nabi MUHAMMAD S.A.W - bagian 2
  84. Tentang Nabi MUHAMMAD S.A.W - bagian 3
  85. TAKDIR
  86. TAKDIR - bagian 2
  87. 87. TAKDIR - bagian 3
  88. KEMATIAN
  89. KEMATIAN - bagian 2
  90. Hari AKHIRAT
  91. Hari AKHIRAT - bagian 2
  92. Hari AKHIRAT - bagian 3
  93. Hari AKHIRAT - bagian 4
  94. Keadilan dan Kesejahteraan
  95. Keadilan dan Kesejahteraan - bagian 2
  96. Keadilan dan Kesejahteraan - bagian 3
  97. Makanan
  98. Ahklak bagian 2
  99. Ahklak bagian 3
  100. PAKAIAN
  101. PAKAIAN bagian 2
  102. PAKAIAN bagian 3
  103. PAKAIAN bagian 4
  104. Akhlak
  105. KESEHATAN
  106. KESEHATAN bagian 2
  107. PERNIKAHAN
  108. PERNIKAHAN bagian 2
  109. PERNIKAHAN bagian 3
  110. SYUKUR
  111. SYUKUR bagian 2
  112. SYUKUR bagian 3
  113. HALAL BIHALAL
  114. HALAL BIHALAL bagian 2
  115. MANUSIA
  116. MANUSIA bagian 2
  117. MANUSIA bagian 3
  118. PEREMPUAN
  119. PEREMPUAN bagian 2
  120. PEREMPUAN bagian 3
  121. PEREMPUAN bagian 4
  122. Masyarakat
  123. UMMAT
  124. KEBANGSAAN
  125. KEBANGSAAN bagian 2
  126. KEBANGSAAN bagian 3
  127. AHL AL KITAB
  128. AHL AL KITAB bagian 2
  129. AHL AL KITAB bagian 3
  130. AHL AL KITAB bagian 4
  131. AGAMA
  132. SENI
  133. SENI bagian 2
  134. EKONOMI
  135. EKONOMI bagian 2
  136. POLITIK
  137. POLITIK
  138. POLITIK bagian 2
  139. ILMU dan TEKNOLOGI
  140. ILMU dan TEKNOLOGI bagian 2
  141. KEMISKINAN
  142. MASJID
  143. MUSYAWARAH
  144. MUSYAWARAH bagian 2
  145. Ukhuwah
  146. Ukhuwah bagian 2
  147. JIHAD
  148. JIHAD bagian 2
  149. P U A S A
  150. P U A S A bagian 2
  151. LAILATUL QADAR
  152. W A K T U
  153. W A K T U bagian 2
  154. Nasihat untuk Menikah Menurut Islam
  155. Di Jalan Dakwah Aku Menikah
  156. Ringkasan buku : Aku Ingin Menikah, Tapi ... ::..
  157. ALASAN TEPAT UNTUK MENIKAH
  158. Keotentikan Al-Quran
  159. Bukti-bukti Kesejarahan Al - qur'an
  160. Penulisan Mushhaf Al-Qur'an
  161. Bukti Kebenaran Al-Quran bagian 1
  162. Bukti Kebenaran Al-Quran bagian 2
  163. Sejarah Turunnya dan Tujuan Pokok Al-Quran
  164. Periode Turunnya Al-Quran bagian 1
  165. Periode Turunnya Al-Quran bagian 2
  166. Periode Turunnya Al-Quran bagian 3
  167. Dakwah menurut Al-Quran
  168. Tujuan Pokok Al-Quran
  169. Kebenaran Ilmiah Al-Quran
  170. Sistem Penalaran menurut Al-Quran
  171. Ciri Khas Ilmu Pengetahuan
  172. Perkembangan Tafsir
  173. Hikmah Ayat Ilmiah Al-Quran
  174. Mengapa Tafsir Ilmiah Meluas? bagian 1
  175. Mengapa Tafsir Ilmiah Meluas? bagian 2
  176. Bagaimana Memahami Al-Quran di Masa Kini? bagian 1...
  177. Bagaimana Memahami Al-Quran di Masa Kini? bagian 2...
  178. Al-Quran, Ilmu, dan Filsafat Manusia
  179. Al-Quran di Tengah Perkembangan Ilmu
  180. Al-Quran di Tengah Perkembangan Ilmu bagian 2
  181. Al-Quran di Tengah Perkembangan Filsafat
  182. Al-Quran di Tengah Perkembangan Filsafat bagian 2
  183. Sejarah Perkembangan Tafsir
  184. Kodifikasi Tafsir
  185. Metode Tafsir
  186. Kebebasan dan Pembatasan dalam Tafsir
  187. Kebebasan dalam Menafsirkan Al-Quran
  188. Pembatasan dalam Menafsirkan Al-Quran bagian 1
  189. Pembatasan dalam Menafsirkan Al-Quran bagian 2
  190. Perubahan Sosial
  191. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
  192. Bidang Bahasa
  193. Haramnya durhaka kepada kedua orang tua
  194. Syirik Kecil bagian 1
  195. Syirik Kecil bagian 2
  196. HUKUM MERAYAKAN HARI VALENTINE bagia 1
  197. HUKUM MERAYAKAN HARI VALENTINE bagia 2
  198. Hukum Mengenakan Pakaian Yang Bergambar Dan Menyim...
  199. Perkembangan Metodologi Tafsir
  200. Perkembangan Metodologi Tafsir 2
  201. Perkembangan Metodologi Tafsir 3
  202. Tafsir dan Modernisasi
  203. Tafsir dan Modernisasi 2
  204. Penafsiran Ilmiah Al-Quran
  205. Penafsiran Ilmiah Al-Quran 2
  206. Penafsiran Ilmiah Al-Quran 3
  207. Penafsiran Ilmiah Al-Quran 4
  208. Metode Tafsir Tematik
  209. Beberapa Problem Tafsir
  210. Metode Mawdhu'iy
  211. Keistimewaan Metode Mawdhu'iy
  212. Perbedaan Metode Mawdhu'iy dengan Metode Analisis
  213. Perbedaan Metode Mawdhu'iy dengan Metode Komparasi...
  214. Hubungan Hadis dan Al-Quran
  215. Fungsi Hadis terhadap Al-Quran
  216. Pemahaman atas Makna Hadis
  217. Fungsi dan Posisi Sunah Dalam Tafsir bgn 1
  218. Fungsi dan Posisi Sunah Dalam Tafsir bgn 2
  219. Ayat-ayat Kawniyyah dalam Al-Quran
  220. Al-Qur'an dan Alam Raya
  221. Pendapat Para Ulama tentang Penafsiran Ilmiah
  222. Segi Bahasa Al-Quran dan Korelasi Antar Ayatnya
Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

By Support