Pages

Sabtu, 31 Oktober 2009

MANUSIA

Dalam bukunya, Man the Unknown, Dr. A. Carrel menjelaskan
tentang kesukaran yang dihadapi untuk mengetahui hakikat
manusia. Dia mengatakan bahwa pengetahuan tentang
makhluk-makhluk hidup secara umum dan manusia khususnya belum
lagi mencapai kemajuan seperti yang telah dicapai dalam bidang
ilmu pengetahuan lainnya. Selanj utnya ia menulis:

Sebenarnya manusia telah mencurahkan perhatian dan
usaha yang sangat besar untuk mengetahui dirinya,
kendatipun kita memiliki perbendaharaan yang cukup
banyak dari hasil penelitian para ilmuwan, filosof,
sastrawan, dan para ahli di bidang keruhanian
sepanjang masa ini. Tapi kita (manusia) hanya mampu
mengetahui beberapa segi tertentu dari diri kita. Kita
tidak mengetahui manusia secara utuh. Yang kita
ketahui hanyalah bahwa manusia terdiri dari
bagian-bagian tertentu, dan ini pun pada hakikatnya
dibagi lagi menurut tata cara kita sendiri. Pada
hakikatnya, kebanyakan pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan oleh mereka yang mempelajari manusia --kepada
diri mereka-- hingga kini masih tetap tanpa jawaban.

Keterbatasan pengetahuan manusia tentang dirinya itu
disebabkan oleh:

1. Pembahasan tentang masalah manusia terlambat
dilakukan, karena pada mulanya perhatian manusia hanya
tertuju pada penyelidikan tentang alam materi. Pada
zaman primitif, nenek moyang kita disibukkan untuk
menundukkan atau menjinakkan alam sekitarnya, seperti
upaya membuat senjata-senjata melawan
binatang-binatang buas, penemuan api, pertanian,
peternakan, dan sebagainya sehingga mereka tidak
mempunyai waktu luang untuk memikirkan diri mereka
sebagai manusia. Demikian pula halnya Pada Zaman
Kebangkitan (Renaisans) ketika para ahli digiurkan
oleh penemuan-penemuan baru mereka yang disamping
menghasilkan keuntungan material, juga menyenangkan
publik secara umum karena penemuan-penemuan tersebut
mempermudah dan memperindah kehidupan ini.

2. Ciri khas akal manusia yang lebih cenderung
memikirkan hal-hal yang tidak kompleks. Ini disebabkan
oleh sifat aka1 kita seperti yang dinyatakan oleh
Bergson tidak mampu mengetahui hakikat hidup.

3. Multikompleksnya masalah manusia.

Dari penjelasan di atas, agamawan dapat berkomentar, bahwa
pengetahuan tentang manusia demikian itu disebabkan karena
manusia adalah satu-satunya makhluk yang dalam unsur
penciptaannya terdapat ruh Ilahi sedang manusia tidak diberi
pengetahuan tentang ruh, kecuali sedikit (QS Al-Isra' [17]:
85).

Jika apa yang dikemukakan oleh A. Carrel itu diterima, maka
satu-satunya jalan untuk mengenal dengan baik siapa manusia,
adalah merujuk kepada wahyu Ilahi, agar kita dapat menemukan
jawabannya.

Untuk maksud tersebut tentu tidak cukup dengan hanya merujuk
kepada satu dua ayat, tetapi seharusnya merujuk kepada semua
ayat Al-Quran (atau paling tidak ayat-ayat pokok) yang
berbicara tentang masalah yang dibahas, dengan mempelajari
konteksnya masing-masing, dan mencari penguat-penguatnya baik
dari penjelasan Rasul, maupun hakikat-hakikat ilmiah yang
telah mapan. Cara ini dikenal dalam disiplin ilmu Al-Quran
dengan metode maudhu'i (tematis).

Istilah Manusia dalam Al-Quran

Ada tiga kata yang digunakan Al-Quran untuk menunjuk kepada
manusia.

l. Menggunakan kata yang terdiri dari huruf alif, nun,
dan sin, semacam insan, ins, nas, atau unas.

2. Menggunakan kata basyar.

3. Menggunakan kata Bani Adam, dan zuriyat Adam.

Uraian ini akan mengarahkan pandangan secara khusus kepada
kata basyar dan kata insan.

Kata basyar terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti
penampakan sesuatu dengan baik dan indah. Dari akar kata yang
sama lahir kata basyarah yang berarti kulit. Manusia dinamai
basyar karena kulitnya tampak jelas, dan berbeda dengan kulit
binatang yang lain.

Al-Quran menggunakan kata ini sebanyak 36 kali dalam bentuk
tunggal dan sekali dalam bentuk mutsanna (dual) untuk menunjuk
manusia dari sudut lahiriahnya serta persamaannya dengan
manusia seluruhnya. Karena itu Nabi Muhammad Saw.
diperintahkan untuk menyampaikan bahwa,

Aku adalah basyar (manusia) seperti kamu yang diberi
wahyu (QS Al-Kahf [18]: 110).

Dari sisi lain diamati bahwa banyak ayat-ayat Al-Quran yang
menggunakan kata basyar yang mengisyaratkan bahwa proses
kejadian manusia sebagai basyar, melalui tahap-tahap sehingga
mencapai tahap kedewasaan.

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya (Allah)
menciptakan kamu dari tanah, kemudian ketika kamu
menjadi basyar kamu bertebaran (QS Al-Rum [30]: 20).

Bertebaran di sini bisa diartikan berkembang biak akibat
hubungan seks atau bertebaran mencari rezeki. Kedua hal ini
tidak dilakukan oleh manusia kecuali oleh orang yang memiliki
kedewasaan dan tanggung jawab. Karena itu pula Maryam a.s.
mengungkapkan keheranannya dapat memperoleh anak, padahal dia
belum pernah disentuh oleh basyar (manusia dewasa yang mampu
berhubungan seks) (QS Ali 'Imran [3]: 47). Kata basyiruhunna
yang digunakan oleh Al-Quran sebanyak dua kali (QS Al-Baqarah
[2]: 187), juga diartikan dengan hubungan seks.

Demikian terlihat basyar dikaitkan dengan kedewasaan dalam
kehidupan manusia, yang menjadikannya mampu memikul tanggung
jawab. Dan karena itu pula, tugas kekhalifahan dibebankan
kepada basyar {perhatikan QS Al-Hijr 115): 28 yang menggunakan
kata basyar), dan QS Al-Baqarah (2): 30 yang menggunakan kata
khalifah, yang keduanya mengandung pemberitaan Allah kepada
malaikat tentang manusia.

Kata insan terambil dari akar kata uns yang berarti jinak,
harmonis, dan tampak. Pendapat ini, jika ditinjau dari sudut
pandang Al-Quran lebih tepat dari yang berpendapat bahwa ia
terambil dan kata nasiya (lupa), atau nasa-yanusu
(berguncang).

Kitab Suci Al-Quran --seperti tulis Bint Al-Syathi' dalam
Al-Quran wa Qadhaya Al-Insan-- seringkali memperhadapkan insan
dengan jin/jan. Jin adalah makhluk halus yang tidak tampak,
sedangkan manusia adalah makhluk yang nyata lagi ramah.

Kata insan, digunakan Al-Quran untuk menunjuk kepada manusia
dengan seluruh totalitasnya, jiwa dan raga. Manusia yang
berbeda antara seseorang dengan yang lain, akibat perbedaan
fisik, mental, dan kecerdasan.

Produksi dan Reproduksi Manusia

Al-Quran menguraikan produksi dan reproduksi manusia. Ketika
berbicara tentang penciptaan manusia pertama, Al-Quran
menunjuk kepada sang Pencipta dengan menggunakan pengganti
nama berbentuk tunggal:

Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dan tanah
(QS Shad [38]: 71).

Apa yang menghalangi kamu (iblis) sujud kepada apa
yang Aku ciptakan dengan kedua tangan-Ku? (0S Shad
[38]: 75).

Tetapi ketika berbicara tentang reproduksi manusia secara
umum, Yang Maha Pencipta ditunjuk dengan menggunakan bentuk
jamak. Demikian kesimpulan kita kalau membaca surat At-Tin
ayat 4:

Sesungguhnya Kami telah menjadikan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya.

Ha1 itu untuk menunjukkan perbedaan proses kejadian manusia
secara umum dan proses kejadian Adam a.s. Penciptaan manusia
secara umum, melalui proses keterlibatan Tuhan bersama
selain-Nya, yaitu ibu dan bapak. Keterlibatan ibu dan bapak
mempunyai pengaruh menyangkut bentuk fisik dan psikis anak,
sedangkan dalam penciptaan Adam, tidak terdapat keterlibatan
pihak lain termasuk ibu dan bapak.

Al-Quran tidak menguraikan secara rinci proses kejadian Adam,
yang oleh mayoritas ulama dinamai manusia pertama. Yang
disampaikannya dalam konteks ini hanya:

a. Bahan awal manusia adalah tanah.

b. Bahan tersebut disempurnakan.

c. Setelah proses penyempurnaannya selesai, ditiupkan
kepadanya ruh Ilahi (QS Al-Hijr [15]: 28-29; Shad
[38]: 71-72).

Apa dan bagaimana penyempurnaan itu, tidak disinggung oleh
Al-Quran. Dari sini, terdapat sekian banyak cendekiawan dan
ulama Islam, jauh sebelum Darwin yang melakukan penyelidikan
dan analisis sehingga berkesimpulan bahwa manusia diciptakan
melalui fase atau evolusi tertentu, dan bahwa ada
tingkat-tingkat tertentu menyangkut ciptaan Allah. Nama-nama
seperti Al-Farabi (783-950 M), Ibnu Miskawaih (Wafat 1030 M),
Muhammad bin Syakir Al-Kutubi (1287- 1363 M), Ibnu Khaldun
(1332-1406 M) dapat disebut sebagai tokoh-tokoh paham evolusi
sebelum lahirnya teori evolusi Darwin (1804-1872 M). Perlu
ditambahkan bahwa kesimpulan ulama-ulama tersebut tidak
sepenuhnya sama dalam rincian teori evolusi yang dirumuskan
oleh Darwin.

Dari sini pula dapat dimengerti uraian pakar tafsir Syaikh
Muhammad Abduh yang menyatakan bahwa seandainya teori Darwin
tentang proses penciptaan manusia dapat dibuktikan
kebenarannya secara ilmiah, maka tidak ada alasan dari
Al-Quran untuk menolaknya. Al-Quran hanya menguraikan proses
pertama, pertengahan, dan akhir. Apa yang terjadi antara
proses pertama dan pertengahan, serta antara pertengahan dan
akhir, tidak dijelaskannya

Abbas Al-Aqad, seorang ilmuwan dan ulama Mesir kontemporer,
dalam bukunya Al-Insan fi Al-Quran (Manusia dalam Al-Quran)
mempersilakan setiap Muslim, untuk --menerima atau menolak
teori itu-- berdasarkan penelitian ilmiah, tanpa melibatkan
Al-Quran sedikit pun, karena Al-Quran tidak berbicara secara
rinci tentang proses kejadian manusia pertama.

Potensi Manusia

Yang banyak dibicarakan oleh Al-Quran tentang manusia adalah
sifat-sifat dan potensinya. Dalam hal ini, ditemukan sekian
ayat yang memuji dan memuliakan manusia, seperti pernyataan
tentang terciptanya manusia dalam bentuk dan keadaan yang
sebaik-baiknya (QS Al-Tin [95]: 5), dan penegasan tentang
dimuliakannya makhluk ini dibanding dengan kebanyakan
makhluk-makhluk Allah yang lain (QS Al-Isra' [17]: 70) Tetapi,
di samping itu sering pula manusia mendapat celaan Tuhan
karena ia amat aniaya dan mengingkari nikmat (QS Ibrahlm [14]:
34), sangat banyak membantah (QS Al-Kahf [18]: 54), dan
bersifat keluh kesah lagi kikir (QS Al-Ma'arij [70]: l9), dan
masih banyak lagi lainnya.

Ini bukan berarti bahwa ayat-ayat Al-Quran bertentangan satu
dengan lainnya, akan tetapi ayat-ayat tersebut menunjukkan
beberapa kelemahan manusia yang harus dihindarinya. Disamping
menunjukkan bahwa makhluk ini mempunyai potensi (kesediaan)
untuk menempati tempat tertinggi sehingga ia terpuji, atau
berada di tempat yang rendah sehingga ia tercela.

Seperti dikemukakan di atas, Al-Quran menjelaskan bahwa
manusia diciptakan dari tanah dan setelah sempurna kejadiannya
dihembuskanlah kepadanya Ruh Ilahi (QS Shad [38]: 71-72) .

Dari sini jelas bahwa manusia merupakan kesatuan dua unsur
pokok, yang tidak dapat dipisahkan karena bila dipisahkan maka
ia bukan manusia lagi. Sebagaimana halnya air yang merupakan
perpaduan antara oksigen dan hidrogen dalam kadar-kadar
tertentu. Bila kadar oksigen dan hidrogennya dipisahkan, maka
ia tidak akan menjadi air lagi.

Potensi manusia dijelaskan oleh Al-Quran antara lain melalui
kisah Adam dan Hawa (QS Al-Baqarah [2]: 30-39).

Dalam ayat itu dijelaskan bahwa sebelum kejadian Adam, Allah
telah merencanakan agar manusia memikul tanggung jawab
kekhalifahan di bumi. Untuk maksud tersebut di samping tanah
(jasmani) dan Ruh Ilahi (akal dan ruhani), makhluk ini
dianugerahi pula:

a. Potensi untuk mengetahui nama dan fungsi benda-benda alam.

Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia adalah
makhluk yang berkemampuan untuk menyusun konsep-konsep,
mencipta, mengembangkan, dan mengemukakan gagasan, serta
melaksanakannya. Potensi ini adalah bukti yang membungkamkan
malaikat, yang tadinya merasa wajar untuk dijadikan khalifah
di bumi, dan karenanya mereka bersedia sujud kepada Adam.

b. pengalaman hidup di surga, baik yang berkaitan
dengan kecukupan dan kenikmatannya, maupun rayuan
Iblis dan akibat buruknya.

Pengalaman di surga adalah arah yang harus dituju dalam
membangun dunia ini, kecukupan sandang, pangan, dan papan,
serta rasa aman terpenuhi (QS Thaha [20]: 116-ll9), sekaligus
arah terakhir bagi kehidupannya di akhirat kelak. Sedangkan
godaan Iblis, dengan akibat yang sangat fatal itu, adalah
pengalaman yang amat berharga dalam menghadapi rayuan Iblis di
dunia, sekaligus peringatan bahwa jangankan yang belum masuk,
yang sudah masuk ke surga pun, bila mengikuti rayuannya akan
terusir.

----------------

WAWASAN AL-QURAN
Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat
Dr. M. Quraish Shihab, M.A.

0 vxcfgdsdhghgwegf yfteift:

Bagi teman yang ingin membaca Al-qur'an sila klik disini! dan jika ingin membaca Al-qur'an dan terjemahanya sila klik disini!

Pasang Iklan Gratiiisss

ads ads ads ads ads ads

Sudah siap Memulai Bisnis Internet ?

Bagi anda yang pengen dapat uang saku tambahan silakan coba yang satu ini, anda hanya di minta untuk mengklik iklan lalu anda dibayar.buruan daftar di donkeymails bawah ini DonkeyMails.com: No Minimum Payout

PUISI KU

Untaian Rindu Kurindu padaMu ... Kerinduanku ingin bisa lebih dekat denganMu Kuingin lebih merasakan kebersamaan denganMu Kuingin dihatiku Kau bersemayam Diatas segala-galanya Kapan aku bisa mencintaiMu Lebih dalam ... Dan jauh lebih tulus Aku benar-benar merindukanMu Rinduku yang tak berujung padaMu Rasa rindu yang mendalam Didalam hati Berilah percikan cintaMu didalam hati Hatiku haus akan cintaMu Dan begitu rindu akan diriMu

Ilmu Islam

  1. Ya ALLAH
  2. Pikirkan dan Syukurilah!
  3. Yang Lalu Biar Berlalu
  4. Hari Ini Milik Anda
  5. Biarkan Masa Depan Datang Sendiri
  6. Cara Mudah Menghadapi Kritikan Pedas
  7. Jangan Mengharap "Terima Kasih" dari Seseorang
  8. Berbuat Baik Terhadap Orang Lain, Melapangkan Dada...
  9. Isi Waktu Luang Dengan Berbuat!
  10. Jangan Latah!
  11. Qadha' dan Qadar
  12. Bersama Kesulitan Ada Kemudahan
  13. Jadikan Buah Lemon Itu Minuman yang Manis!
  14. Siapakah yang Memperkenankan Doa Orang yang Kesuli...
  15. Semoga Rumahmu Membuat Bahagia
  16. Ganti Itu dari Allah
  17. Iman Adalah Kehidupan
  18. Ambil Madunya, Tapi Jangan Hancurkan Sarangnya!
  19. "Dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang."
  20. "Ataukah mereka dengki pada manusia atas apa yang ...
  21. Hadapi Hidup Ini Apa Adanya!
  22. Yakinilah Bahwa Anda Tetap Mulia Bersama Para Pene...
  23. Shalat.... Shalat....
  24. "Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah ad...
  25. "Katakanlah: 'Berjalanlah di muka bumi!'"
  26. Sabar Itu Indah ...
  27. Jangan Meletakkan Bola Dunia di Atas Kepala!
  28. Jangan Sampai Hal-hal yang Sepele Membinasakan And...
  29. Terimalah Setiap Pemberian Allah dengan Rela Hati,...
  30. Selalu Ingatlah Pada Surga yang Seluas Langit dan ...
  31. "Demikianlah, Telah Kami Jadikan Kamu Umat Yang Ad...
  32. 32. Bersedih: Tak Diajarkan Syariat dan Tak Bermanfaat...
  33. Rehat
  34. Tersenyumlah!
  35. Rehat 2
  36. Nikmatnya Rasa Sakit
  37. Nikmatnya Rasa Sakit
  38. Seni Bergembira
  39. Rehat 3
  40. Mengendalikan Emosi
  41. Kebahagiaan Para Sahabat Bersama Rasulullah s.a.w....
  42. Enyahkan Kejenuhan dari Hidupmu!
  43. Buanglah Rasa Cemas!
  44. Rehat 4
  45. Jangan Bersedih, Karena Rabb Maha Pengampun Dosa d...
  46. Jangan Bersedih, Semua Hal Akan Terjadi Sesuai Qad...
  47. Jangan Bersedih, Tunggulah Jalan Keluar!
  48. Rehat 5
  49. Jangan Bersedih, Perbanyaklah Istighfar Karena All...
  50. Jangan Bersedih, Ingatlah Allah Selalu!
  51. Jangan Bersedih dan Putus Asa dari Rahmat Allah!
  52. Jangan Bersedih Atas Kegagalan, Karena Anda Masih ...
  53. Jangan Bersedih Atas Sesuatu yang Tak Pantas Anda ...
  54. Jangan Bersedih, Usirlah Setiap Kegalauan!
  55. Jangan Bersedih Bila Kebaikan Anda Tak Dihargai Or...
  56. Jangan Bersedih Atas Cercaan dan Hinaan Orang!
  57. Jangan Bersedih Atas Sesuatu yang Sedikit, Sebab P...
  58. Jangan Bersedih Atas Apa yang Masih Mungkin Akan T...
  59. Jangan Bersedih Menghadapi Kritikan dan Hinaan! Se...
  60. Rehat 6
  61. Jangan Bersedih! Pilihlah Apa yang Telah Dipilih A...
  62. Jangan Bersedih dan Mempedulikan Perilaku Orang
  63. Jangan Bersedih dan Pahamilah Harga yang Anda Sedi...
  64. Jangan Bersedih Selama Anda Masih Dapat Berbuat Ba...
  65. Jangan Bersedih Jika Mendengar Kata-kata Kasar, Ka...
  66. Rehat 7
  67. Jangan Bersedih! Sebab Bersabar Atas Sesuatu yang ...
  68. Jangan Bersedih Karena Perlakuan Orang Lain, Tapi ...
  69. Jangan Bersedih Karena Rezeki yang Sulit
  70. Jangan Bersedih, Karena Masih Ada Sebab-sebab yang...
  71. Jangan Memakai Baju Kepribadian Orang Lain
  72. 'Uzlah dan Dampak Positifnya
  73. Jangan Bersedih Karena Tertimpa Kesulitan!
  74. Rehat 8
  75. Jangan Bersedih, Inilah Kiat-Kiat untuk Bahagia
  76. Ulasan AL QURAN 1
  77. Ulasan AL QURAN 2
  78. Ulasan Mengenai TUHAN 1
  79. Ulasan Mengenai TUHAN 2
  80. Ulasan Mengenai TUHAN 3
  81. Ulasan Mengenai TUHAN 4
  82. Tentang Nabi MUHAMMAD S.A.W
  83. Tentang Nabi MUHAMMAD S.A.W - bagian 2
  84. Tentang Nabi MUHAMMAD S.A.W - bagian 3
  85. TAKDIR
  86. TAKDIR - bagian 2
  87. 87. TAKDIR - bagian 3
  88. KEMATIAN
  89. KEMATIAN - bagian 2
  90. Hari AKHIRAT
  91. Hari AKHIRAT - bagian 2
  92. Hari AKHIRAT - bagian 3
  93. Hari AKHIRAT - bagian 4
  94. Keadilan dan Kesejahteraan
  95. Keadilan dan Kesejahteraan - bagian 2
  96. Keadilan dan Kesejahteraan - bagian 3
  97. Makanan
  98. Ahklak bagian 2
  99. Ahklak bagian 3
  100. PAKAIAN
  101. PAKAIAN bagian 2
  102. PAKAIAN bagian 3
  103. PAKAIAN bagian 4
  104. Akhlak
  105. KESEHATAN
  106. KESEHATAN bagian 2
  107. PERNIKAHAN
  108. PERNIKAHAN bagian 2
  109. PERNIKAHAN bagian 3
  110. SYUKUR
  111. SYUKUR bagian 2
  112. SYUKUR bagian 3
  113. HALAL BIHALAL
  114. HALAL BIHALAL bagian 2
  115. MANUSIA
  116. MANUSIA bagian 2
  117. MANUSIA bagian 3
  118. PEREMPUAN
  119. PEREMPUAN bagian 2
  120. PEREMPUAN bagian 3
  121. PEREMPUAN bagian 4
  122. Masyarakat
  123. UMMAT
  124. KEBANGSAAN
  125. KEBANGSAAN bagian 2
  126. KEBANGSAAN bagian 3
  127. AHL AL KITAB
  128. AHL AL KITAB bagian 2
  129. AHL AL KITAB bagian 3
  130. AHL AL KITAB bagian 4
  131. AGAMA
  132. SENI
  133. SENI bagian 2
  134. EKONOMI
  135. EKONOMI bagian 2
  136. POLITIK
  137. POLITIK
  138. POLITIK bagian 2
  139. ILMU dan TEKNOLOGI
  140. ILMU dan TEKNOLOGI bagian 2
  141. KEMISKINAN
  142. MASJID
  143. MUSYAWARAH
  144. MUSYAWARAH bagian 2
  145. Ukhuwah
  146. Ukhuwah bagian 2
  147. JIHAD
  148. JIHAD bagian 2
  149. P U A S A
  150. P U A S A bagian 2
  151. LAILATUL QADAR
  152. W A K T U
  153. W A K T U bagian 2
  154. Nasihat untuk Menikah Menurut Islam
  155. Di Jalan Dakwah Aku Menikah
  156. Ringkasan buku : Aku Ingin Menikah, Tapi ... ::..
  157. ALASAN TEPAT UNTUK MENIKAH
  158. Keotentikan Al-Quran
  159. Bukti-bukti Kesejarahan Al - qur'an
  160. Penulisan Mushhaf Al-Qur'an
  161. Bukti Kebenaran Al-Quran bagian 1
  162. Bukti Kebenaran Al-Quran bagian 2
  163. Sejarah Turunnya dan Tujuan Pokok Al-Quran
  164. Periode Turunnya Al-Quran bagian 1
  165. Periode Turunnya Al-Quran bagian 2
  166. Periode Turunnya Al-Quran bagian 3
  167. Dakwah menurut Al-Quran
  168. Tujuan Pokok Al-Quran
  169. Kebenaran Ilmiah Al-Quran
  170. Sistem Penalaran menurut Al-Quran
  171. Ciri Khas Ilmu Pengetahuan
  172. Perkembangan Tafsir
  173. Hikmah Ayat Ilmiah Al-Quran
  174. Mengapa Tafsir Ilmiah Meluas? bagian 1
  175. Mengapa Tafsir Ilmiah Meluas? bagian 2
  176. Bagaimana Memahami Al-Quran di Masa Kini? bagian 1...
  177. Bagaimana Memahami Al-Quran di Masa Kini? bagian 2...
  178. Al-Quran, Ilmu, dan Filsafat Manusia
  179. Al-Quran di Tengah Perkembangan Ilmu
  180. Al-Quran di Tengah Perkembangan Ilmu bagian 2
  181. Al-Quran di Tengah Perkembangan Filsafat
  182. Al-Quran di Tengah Perkembangan Filsafat bagian 2
  183. Sejarah Perkembangan Tafsir
  184. Kodifikasi Tafsir
  185. Metode Tafsir
  186. Kebebasan dan Pembatasan dalam Tafsir
  187. Kebebasan dalam Menafsirkan Al-Quran
  188. Pembatasan dalam Menafsirkan Al-Quran bagian 1
  189. Pembatasan dalam Menafsirkan Al-Quran bagian 2
  190. Perubahan Sosial
  191. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
  192. Bidang Bahasa
  193. Haramnya durhaka kepada kedua orang tua
  194. Syirik Kecil bagian 1
  195. Syirik Kecil bagian 2
  196. HUKUM MERAYAKAN HARI VALENTINE bagia 1
  197. HUKUM MERAYAKAN HARI VALENTINE bagia 2
  198. Hukum Mengenakan Pakaian Yang Bergambar Dan Menyim...
  199. Perkembangan Metodologi Tafsir
  200. Perkembangan Metodologi Tafsir 2
  201. Perkembangan Metodologi Tafsir 3
  202. Tafsir dan Modernisasi
  203. Tafsir dan Modernisasi 2
  204. Penafsiran Ilmiah Al-Quran
  205. Penafsiran Ilmiah Al-Quran 2
  206. Penafsiran Ilmiah Al-Quran 3
  207. Penafsiran Ilmiah Al-Quran 4
  208. Metode Tafsir Tematik
  209. Beberapa Problem Tafsir
  210. Metode Mawdhu'iy
  211. Keistimewaan Metode Mawdhu'iy
  212. Perbedaan Metode Mawdhu'iy dengan Metode Analisis
  213. Perbedaan Metode Mawdhu'iy dengan Metode Komparasi...
  214. Hubungan Hadis dan Al-Quran
  215. Fungsi Hadis terhadap Al-Quran
  216. Pemahaman atas Makna Hadis
  217. Fungsi dan Posisi Sunah Dalam Tafsir bgn 1
  218. Fungsi dan Posisi Sunah Dalam Tafsir bgn 2
  219. Ayat-ayat Kawniyyah dalam Al-Quran
  220. Al-Qur'an dan Alam Raya
  221. Pendapat Para Ulama tentang Penafsiran Ilmiah
  222. Segi Bahasa Al-Quran dan Korelasi Antar Ayatnya
Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

By Support